Minggu,
13 Oktober 2019
SASTRA
DAERAH
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTdlpq1AIy9LRY7C5g1WIXNQUjmM-3nojOY1j6hhKtCIejS_Hcb
Sesajen atau juga
disebut sesaji/sajen adalah tradisi yang masih menjadi perdebatan. Hal ini bukan
karena adanya anggapan kuno dan aneh tetapi sesajen memiliki makna dan nilai
yang sakral. Ritual ini diwariskan sejak zaman Hindu dan Budha , masyarakat
Jawa masih memegang teguh nilai-nilai tradisi atau biasanya dikenal dengan
Kedjawen.
Di daerah Blitar
Upacara pernikahan tidak akan lengkap tanpa adanya sesajen, dikarenakan hal ini
sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat Blitar khususnya. Dalam Kedjawen,
sesajen diartikan sebagai bentuk hormat dan kesopanan kita kepada arwah leluhur
serta kekuatan gaib yang ada dalam upacara
pernikahan. Oleh karena itu masih banyak orang yang menganggap bahwa
tradisi ini sirik dan dipandang mistik, namun seiring dengan adanya pengaruh
agama Islam dalam kehidupan masyarakat, maka sesajen beralih fungsi sebagai
salah satu simbolisasi dan tradisi nenek moyang yang disediakan dengan tujuan
yang mulia.
Dalam pernikahan Jawa
khususnya di Blitar sesajen dipersembahkan pada waktu-waktu ritual tertentu,
seperti Midodareni, Siraman, dan seterusnya. Meskipun zaman sudah semakin
berkembang, namun kebiasaan untuk tetap mempertahankan tradisi masih tetap
dipegang kuat. Setiap sesajen memiliki makna sendiri-sendiri bahkan cara
pembuatan dan penyajiannya pun berbeda-beda. Kekayaan makna dalam sesajen ini
menggambarkan roda kehidupan manusia dari lahir hingga kematian.
v Ada
4 jenis sesajen sebelum melaksanakan hajatan pernikahan sebagai berikut:
1.SAJEN PATENAN
Sajen
petenan biasajuga disebut dengan sajen kobongan yang diletakkan dikamar tengah.
Isi dari sajen ini antara lain: dauyn keluwih, daun ilalang, dadap srep,
kluwak, kara, biji kemiri,yang gepak jendul, benda, kisi, cermin sisir, minyak
dari bunga melati, kenanga dan kantil, jambe dan tangkainya, kembang boreh,
minyak sunthi langit, jadah bakar, pindang antep, kalak/ ikan bakar yang
ditusuk tanpa bumbu, beras satu kati, tikar yang baru, kendi, damar, cuplak,
jajanan pasar, ayam yang masih hidup,
pisang ayu, kemenyan, macam-macam bubur, uang logam yang jumlahnya bisa
disesuaikan dengan kemauan, dll.
2.SAJEN
PEDARINGAN
Jenis
sajen ini hamper sama dengan sajen
patenan, hanya saja ada perbedaan sedikit yaitu tidak terdapat kalak dan
pindang antep.
3.SAJEN
PENDHEMAN
Dinamakan
pendheman karena sajen ini di timbun didalam tanah tepat di pintu utama di muka
dapur dan perempatan jalan. Sajen ini
bertujuan untuk menolak hal-hal jahat seperti guna-guna/tenung. Empluk atau
wadah sesajen ini berisi ikan asin, kacang hijau, kedelai, telur ayam kampong
mentah, biji kemiri, gantal, gulungan daun sirih, minyak dan air yang dicampur
dengan persentase pencampurannya masing-masing setengah botol.
4.SAJEN BUWANGAN
Sajen
ini adalah sesajen yang dibuang, adapun isi sesajen ini adalah ikan asin,
kacang hijau, kedelai, telur ayam kampong mentah, biji kemiri, gantal, gulungan
daun sirih, minyak dan air yang dicampur dengan persentase pencampurannya
masing-masing setengah botol, kembang boreh, macam-macam bubur, gecko mentah,
semuanya diletakkan di patenan, tempat tidur, sebelah timur atau barat gedung,
rumah, pintu, sumur, tempat gamelan, perempatan jalan,sungai dan pintu halaman.
v Beberapa
jenis sesajen yang dipersembahkan saat ritual upacara pernikahan sebagai
berikut:
1.SAJEN PASANG
TARUB
Biasanya
sesajen ini disiapkan sebelum pemasangan tarub dan bleketepe yang terbuat dari
anyaman daun kelapa, pemasangan tarub merupakan simbolis yang dilakukan oleh
ayah calon mempelai wanita. Seusai acara memasang tarub dilanjutkan dengan
upacara memasang Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan yang diletakkkan di gerbang utama
rumah atau dekat tempat siraman. Tuwuhan terdiri dari setandan pisang yang
matang dipohon, sebatang pohon tebu hitam,cengkir gadhing (tandan dan buah
kelapa gading), ranting dan daun pohon beringin, seikat padi, dan berbagai
jenis daun-daunan.
Sajen
untuk upacara tarub meliput: nasi putih,ayam panggang, dua ekor burung dara,
sayur bayam dan jagung, dan jajanan pasar dalam satu nampan.
2.SAJEN SIRAMAN
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTpqDAMY3c6mGjH43pw3kaQdfPDtmE5aJDuiroXr80NEWU-hI4x
Siraman
ini dilakukan dengan maksud untuk menyucikan diri, siraman akan dilakukan oleh
sesepuh dari keluarga calon mempelai dengan memandikan pengantin menggunakan
air kembang tujuh rupa. Dalam siraman ini juga ada beberapa sesajen seperti:
ayam panggang bumbu bawang, ketumbar dan garam, dua buah kelapa yang baru
tumbuh dan jajanan pasar.
Dalam
sajen siraman orang yang mempunyai hajat juga menyediakan Tumpeng Robyong, yang
terdiri dari tumpeng nasi putih dengan bagian puncaknya ditutupi contong yang
terbuat dari daun pisang dan ditancapkantelur rebus dan lauk-pauk lainnya. Selain
itu disertakan juga sayur-sayuran mentah dan bunga kenanga yang ditata secara
acak, agar terlihat meriah atau Robyong. Tumpeng ini diletakkan pada bakul atau
tampah, yang memiliki makna agar acara dihadiri banyak tamu.
3.SAJEN UPACARA
NGERIK
https://cdn-image.hipwee.com/wp-content/uploads/2019/08/hipwee-ngerik.jpg
Upacara
Ngerik dimaksudkan sebagai simbolisasi membuang hal-hal yang kotor dari
mempelai wanita dengan cara membersihkan rambut-rambut halus yang tumbuh
dibagian kening dan tengkuk. Selanjutnya upacara ngerik dilanjutkan dengan
memberikan pola paes pada dahi pengantin wanita. Sesajen untuk upacara ngerik
ini meliputi: jajanan pasar, satu sisir pisang raja dan satu sisir pisang
pulut, jenang/bubur, seekor ayam jantan yang masih hidup, bumbu dapur,
padi-padian dan kacang-kacangan, empon-empon, kendi kecil, cempluk, lentera
kecil yang dinyalakan, kinang, kembang boreh, sisir, kaca, kapas, tumpeng kecil
dan urap,dan bangun tulak/sindur kecil warna biru di tengahnya putih.
4. SAJEN WILUJENGAN/RASULAN
Biasanya
wilujengan akan dilakukan pada sore hari dengan menggelar acara pengajian atau
shalawat. Upacara ini dilakukan oleh orang yang memiliki hajad dengan tujuan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa agar upacara pernikahan yang
digelar berjalan dengan lancar. Salah satu ciri khas dari sajen ini adalah
jumlah setiap sajen yang dibuat ganjil, bisa 5, 7, atau 9. Sajen terdiri dari beberapa benda seperti
ketan, apem, jenang/bubur, nasi golong atau nasi yang dibentuk bulat-bulat
sebanyak 14 buah, sayur dari bayam dan jagung muda, pecel ayam, nasi putih,
lauk-pauk 7 macam, dan jajanan pasar.
5. SAJEN
MIDODARENI
Ritual
midodareni memiliki makna magis bagi calon pengantin wanita dalam kultur Jawa.
Oleh karena itu ritual ini dilakukan dimalam hari, mengingat malam tersebut
diyakini sebagai saat turunnya para bidadari ke bumi untuk menurunkan
kecantikan bidadari agar wajah calon pengantin wanita tampak bersinar keesokan
harinya.
Sajen
untuk upacara midodareni ini meliputi: pisang raja dua sisir, seikat daun
sirih, jajanan pasar , bunga setaman, nasi gurih atau nasi wuduk, ingkung ayam
jantan lengkap dengan jeroannya, sambal goring, dan lalapan.
6.SAJEN AKAD
NIKAH
Sesajen
dalam akad nikah ini terdiri dari tunas kelapa dan tebu wulung yang
dipotong-potong, pisang raja satu tangkep, kelapa yang sudah dikupas sebanyak 2
buah, benang lawe satu ikat, sebuah welat/bambu tipis, kinang atausatu set
perlengkapan makan sirih, bunga setaman, ayam jantan hidup, jajanan pasar,
kelapa tanpa serabut, alasnya kloso bongko, daun kluwih, daun-daunan, kain
kafan setengah meter, setangkap gula kelapa, semua sajen ini diletakkan dalam
satu bokor besar kemudian diletakkan di dekat tempat berlangsungnya upacara
pernikahan.
7. SAJEN SEPASARAN
Upacara
ini di sebut juga dengan upacara ngunduh mantu. Sepasaran ini dilakukan setelah
lima hari seusai hari pernikahan di rumah orang tua pengantin pria. Dalam acara
ini disediakan sajen sepasaran yang disediakan sebelum upacara Ngunduh Mantu
berlangsung.
Sajen
sepasaran ini meliputi: macam-macam jenang/bubur paling sedikit tiga macam,
jajanan pasar yang diletakkan dalam satu tampah besar, dan nasi urap dengan
berbagai macam lauk-pauk.
Sesajen ini merupakan salah satu dari keberagaaman budaya di Indonesia yang harus kita lestarikan, agar terus bertahan sampai generasi yang selanjutnya dan mampu menjadi daya tarik wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar